Catatan Dewi Tentang Ahmad. (part 2)

Hai masa SMA-ku (nyatanya hanya jadi masa sma)

Kelas depan, kelas belakang. Sekali menoleh keluar jendela nampak senyuman seorang anak laki-laki yang membawa jiwa seorang anak perempuan ke dalam mimpi, selama bertahun-tahun terikat seumur hidup.
***
24 Maret 2015 di Mojomilk cafe yang saat itu sepi.
"Dewi, lagi dimana? Sibuk ga?"

Di rumah. Engga kok, ada apa?

"Bisa ketemu sebentar, ada yang ingin aku bicarakan. Penting."

Bisa. Ketemuan dimana?

"Mojomilk cafe saja, dekat."
***
"Dewi dengarkan aku tanpa menyela, kamu tidak boleh menyela hanya boleh menerima."

"Dewi, aku menyukaimu sejak pertama kali kita bertemu. Lebih tepatnya menyayangimu, aku berjanji tidak akan meninggalkanmu apapun yang terjadi. Apakah kamu mau menjadi pacarku?"

Heheh bercandaanmu ngga lucu, tentu aku tidak mau..... Tidak mau menolakmu.
***
Denganku kamu tidak selalu bahagia, juga tidak melulu menderita.

Sejak saat itu kita jadi lebih sering bersama. Bermodalkan motor sederhana kamu mengantarku pulang. Sepanjang jalan pulang kamu tak henti-hentinya mengajakku berbicara tentang masa depan. Senang.

"Dewi, suatu hari nanti akan ada masa dimana aku tidak bisa lagi mengantarmu pulang, tidak bisa menghubungimu setiap hari, tidak bisa membantumu saat kamu susah."

Tak apa, aku bisa melewatinya asalkan denganmu.

"Terimakasih, aku beruntung"
***
2018

Ya benar katamu, masa itu sudah terjadi sekarang.
Sampai jumpa di masa yang akan datang, entah kapan.

0 komentar:

Posting Komentar