Surat Untuk Sang Pencipta Rinduku



Hai kamu...
Orang yang selalu ada dipikiranku yang tak pernah kenal waktu. Apa kabar dirimu ? Aku disini baik-baik saja. Walau terkadang dada terasa ngilu karena terlalu lama menunggu dan tak bertemu. Tapi tak apa, karena memang itulah tugasku.
Aku sering menitipkan rindu pada doa-doa yang ku kirim padamu. Tapi kau tak pernah mau tahu. Kau selalu sibuk dengan urusanmu. Selalu mencari sesuatu yang semu. Padahal aku disini telah lama menunggumu. Tak sadarkah kamu ?

Hai kamu...
Orang yang lucu. Kamu selalu membuatku jadi batu setiap kali kau melemparkan senyum itu. Tapi kamu juga membuatku menjadi abu saat aku tau bahwa senyum itu bukan untukku. Menyedihkan menjadi diriku. Hanya bisa mengagumi dari jauh. Hanya bisa mencintaimu, tak bisa memilikimu. Hanya bisa merasa rindu, tak bisa bertemu.
Tak apa, toh juga aku sudah tahu kau takkan mengerti semua itu.

Hai kamu...
Orang yang suka menebar harapan kepadaku. Aku salah menerjemahkan kebaikanmu. Aku salah mengartikan senyummu itu. Ku kira hatimu yang menuju kepadaku. Ternyata kau melemparkan batu ke dadaku. Owhh...Tak apa, aku sudah biasa begitu. Dipeluk lalu dibunuh. Menyakitkan. Tapi menguatkan.

Aku ingin memberitahu kepadamu. Rinduku tak bergaransi. Tapi tak akan pernah rusak. Senyumku memang ku tebar sana sini. Tapi hatiku retak. Ya hatiku retak...

4 komentar: